Penyakit ikan akibat faktor lingkungan pada musim hujan sering mengakibatkan kerugian
yang serius, karena kematian yang terjadi berlangsung sangat singkat dan
umumnya mematian seluruh populasi ikan.
Kasus penyakit tersebut misalnya kematian masal pada ikan komet di dalam kolam konteks budidaya ikan pada lahan dan air terbatas,
maka penyakit akibat faktor lingkungan musim penghujan yang mungkin terjadi akan lebih
kompleks . Oleh karena itu, pada tulisan ini hanya dibahas beberapa
penyebab yang lebih dominan.
Ikan tercekik
Kekurangan oksigen terlarut, sering menjadi masalah pada budidaya ikan,
baik di kolam maupun di perairan umum. Kondisi
ini umumnya terjadi menjelang pagi hari di perairan yang memiliki
populasi fitoplankton tinggi, atau pada saat tekanan atmosfir rendah
dibarengi dengan tidak ada cahaya matahari karena tertutup awan dalam
tempo yang cukup lama.
Keracunan nitrit
Keracunan nitrit atau methemoglobinemia atau penyakit darah coklat
adalah penyakit yang disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di
dalam air. Sumber nitrit terutama berasal dari hasil metabolisme protein
pakan oleh ikan.
Unsur nitrogen yang dihasilkan oleh tubuh ikan adalah ammonia. Pada saat
ammonia dilepas ke air, selanjutnya akan dioksidasi oleh bakteri
Nitrosomonas yang mampu merubah ammonia menjadi nitrit . Nitrit
selanjutnya akan dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter.
Apabila pakan ikan terlalu intensif atau Nitrobacter kurang efisien dan
efektif mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, maka konsentrasi nitrit akan
meningkat dan selanjutnya menjadi masalah bagi ikan . Nitrit akan
bersifat toksik bagi ikan pada konsentrasi 0,5 ppm.
Keracunan ammonia
disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air. Sumber
nitrit terutama berasal dari hasil metabolisme protein pakan oleh ikan.
Unsur nitrogen yang dihasilkan oleh tubuh ikan adalah ammonia. Pada saat
ammonia dilepas ke air, selanjutnya akan dioksidasi oleh bakteri
Nitrosomonas yang mampu merubah ammonia menjadi nitrit. Nitrit
selanjutnya akan dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter.
Apabila pakan ikan terlalu intensif atau Nitrobacter kurang efisien dan
efektif mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, maka konsentrasi nitrit akan
meningkat dan selanjutnya menjadi masalah bagi ikan. Nitrit akan
bersifat toksik bagi ikan pada konsentrasi 0,5 ppm.
Ammonia terdapat dalam dua bentuk, yaitu yang tidak terionisasi dan
sangat beracun (NH3) dan yang terionisasi dan kurang beracun (NH4+).
Mekanisme keracunan ammonia berlangsung seperti halnya keracunan nitrit, dan umumnya akibat pemberian pakan yang berlebihan atau
bahan organik; sementara populasi bakteri pengurai nitrogen yang ada
tidak mencukupi. Daya racun ammonia sangat dipengaruhi oleh pH dan suhu
air. Semakin tinggi pH atau suhu air, maka makin tinggi pula daya racun
ammonia.
NH4+ <----> NH3 + H+
pH mendorong persamaan reaksi ke ---> suhu tinggi akan mendorong persaman reaksi ke --->
Gejala klinis yang tampak pada kondisi keracunan ammonia secara umum
hampir sama dengan keracunan nitrit yaitu ikan terlihat lemas, meloncat
ke permukaan air atau berkumpul di saluran pemasukan air, karena lapisan
epitel pada filamen insang tidak berfungsi melakukan proses difusi.
Emboli gas (Gas bubble disease)
Emboli gas adalah kondisi dimana konsentrasi gas lewat jenuh yang ada
dalam air keluar dari larutan dan membentuk emboli gas dalam tubuh ikan.
Emboli gas tersebut mungkin terjadi di bawah kulit atau dalam pembuluh
darah. Emboli di bawah kulit akan merusak kekompakan kulit sebagai
pertahanan utama terhadap infeksi patogen serta menjaga keseimbangan
osmotik, sedangkan emboli pada pembuluh darah akan membendung aliran
darah, terutama pada insang ikan.
Fluktuasi suhu air yang ekstrim
Perubahan suhu air yang ekstrim akan merusak keseimbangan hormonal dan
fisiologis tubuh ikan, dan pada umumnya ikan tidak mampu untuk
beradaptasi terhadap perubahan ini yang berakibat stres bahkan kematian
mendadak. Sebagian besar ikan budidaya, memiliki kemampuan yang tinggi
untuk hidup pada kisaran suhu air yang cukup luas, yang sulit untuk
ditoleransi adalah fluktuasi suhu yang tinggi dalam tempo yang relatif
singkat.
Kondisi ini sangat sensitif, terutama bagi larva dan benih ikan.
Limbah pollutan
Logam berat yang cukup berbahaya bagi kehidupan ikan karena sifat
toksisitasnya, berturut-turut antara lain meliputi : Hg, Cd, Cu, Zn, Ni,
Pb, Cr, Al dan Co.
Kontaminasi ringan unsur logam berat di lingkungan perairan akan
dideposit oleh ikan-ikan induk kemudian dikonsentrasikan dalam minyak
yang tersimpan dalam telur-telur mereka. Kontaminasi demikian pada
akhirnya akan mematikan telur-telur tersebut pada saat berkembang
sebelum menjadi larva, dan lain-lain.
Penyakit malnutrisi
Defisiensi vitamin C merupakan penyakit yang umum terjadi, akibat yang
paling popular adalah "broken back syndrome" seperti scoliosis dan
lordosis.
Vitamin C sangat berperan dalam:
1) proses osifikasi atau konversi dari tulang rawan menjadi tulang sejati,
2) sebagai co-enzim reaksi biokimia dalam tubuh,
3) meningkatkan ketahanan tubuh (imunitas) terhadap penyakit infeksius,
4) mencegah pengaruh negatif akibat gangguan lingkungan atau stres, serta
5) mempercepat proses penyembuhan luka .
Selain kelima manfaat tersebut, penambahan vitamin C diatas kebutuhan
normal juga terbukti dapat menunjang kesehatan ikan mulai dari
perkembangan telur hingga dewasa, serta berperan positif bagi
pertumbuhan ikan.
Penyakit genetis
Penyakit akibat faktor genetik sangat jarang dilaporkan, meskipun secara
aktual merupakan penyebab yang kompleks pada usaha budidaya ikan.
Perkawinan sekerabat (in breeding) yang berlangsung terus menerus akan
berdampak penurunan variasi genetik dalam tubuh ikan, dan dampak yang
terlihat antara lain :
1) pertumbuhan yang lambat (kuntet) dan variasi ukuran yang luas (blantik),
2) lebih sensitif terhadap infeksi patogen,
3) organ tubuh invalid, seperti operkulum yang tidak tertutup sempurna, tubuh bengkok atau tidak memiliki salah satu sirip,
4) dan lain-lain.