Laporan Praktikum Klimatologi Pengenalan Alat-Alat Pengukur Cuaca
LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
PENGENALAN ALAT-ALAT PENGUKUR CUACA
“KELOMPOK ( I )”
OLEH :
NAMA-NAMA
KELOMPOK I
1. NICOLAS
M. TOROBI
2. KURNIA
YUSUF
3. KRISTI
ANSANAI
4. AGUSTINA R.
SATIA
5.
ANGGALENCI RUMONDOR
6. KIKI H.
BISAI
7. MASBEN
MAAI
8. MELKIAS
MASOKA
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seseorang
merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi orang
lain hanya merasakan panas biasa saja. Jadi apa yang dirasakan dan dilihat oleh
indera adalah sangat subjektif. Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian
digunakan alat-alat pengamatan (instrumen).
Meteorologi
ilmiah (scientific meteorology) telah berkembang sejak ditemukannya termometer
oleh Galileo (1593), barometer oleh Toricelli (1643) sistem penghubung yang
cepat. Ini adalah tonggak pertama dalam perkembangan pertanian meteorologi.
Masih banyak lagi yang harus di lakukan untuk menyempurnakan peralatan baik
dalam prinsip dan mekanismenya maupun dalam ketelitian alat-alat pengamatan
masing-masing komponen cuaca.
Manusia
tidak bisa lepas dari kesalahan. Operator bisa saja salah dalam mengamati
data atau tidak disiplin dalam jadwal
pencatatan. Perilaku ini menyebabkan data yang
dikumpulkan menjadi keliru sehingga dapat merugikan bagi masyarakat yang
membutuhkan informasi tersebut.
Untuk
mengatasi semua itu kini telah banyak
diciptakan stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather
Station) yang dijual di pasaran. Hal
ini tentunya memudahkan bagi lembaga masyarakat, instansi
pemerintah maupun swasta terkait dalam melakukan kegiatan pengamatan
cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan tertentu
manjadi sulit untuk memperolehnya. Oleh karena
itu stasiun cuaca otomatis yang murah, akurat dan mudah
dioperasikan menjadi pilihan dimasa-masa sekarang ini.
1.2.
Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
- Dapat mengetahui cara kerja peralatan ukur unsur iklim/cuaca
- Dapat mengetahui cara pengamatan unsur iklim/cuaca
- Dapat mengetahui tata letak dan pemasangan peralatan unsur iklim/cuaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-unsur
klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembaban udara, curah hujan,
intensitas penyinaran matahari, kecepatan dan
arah angin serta unsur lainnya merupakan faktor
yang sangat penting dalam usaha pertanian. Dan pengukuran besaran-besaran
tersebut lazim dilakukan di stasiun-stasiun klimatologi. Cara dan alat ukur di
stasiun meteorologi dan klimatologi di Indonesia
umumnya masih secara manual, yang hasil
kelengkapan dan keakuratan datanya sangat
tergantung kepada manusia pencatatnya. Beberapa alat pencatat
otomatis buatan pabrik sudah digunakan, tetapi harganya relatif masih mahal.
Pengukuran
dan pencatatan tentang iklim/cuaca yang penting dalam pertanian antara lain :
curah hujan (jumlah dan intensitas hujan), evaporasi (permukaan tanah dan
tanaman), radiasi matahari (lama penyinaran dan intemnsitas penyinaran
matahari), kelembaban suhu atau temperatur (udara dan tanah), dan angin (arah
dan kecepatan angin). Untuk hal itu dalam stasiun pengamatan atau pengukuran
iklim/cuaca bagi pertanian lazimnya mempunyai perlengkapan seperti berikut :
shelter (kotak stevenson), termometer suhu maksimum dan minimum, termometer
bola basah dan bola kering, termohigrograf, penakar hujan (ombrometer),
anemometer, evaporimeter, solarimeter, sunshine duration record dan termometer
tanah.
Menurut WMO
(World Meteorology Organization) dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian
diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan,
hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah
yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian terhadap produksi
pertanian.
Penempatan
stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin memenuhi syarat antara lain :
- Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau tanaman yang rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.
- Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)
- Tempatnya pada tanah yang datar.
- Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.
- Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan pengamatan. Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang dapat dipercaya.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum
mengenai pengenalan alat-alat pengukur cuaca ini dilakukan di stasiun Badan
Meteorologi klimatologi dan Geofisika. Praktikum ini dilaksanakan pada
hari......, tanggal,.......... dimulai pada pukul 10.00 WIT sampai dengan pukul
11.40 WIT.
3.2.
Alat dan Bahan
- Panci Evaporasi
- Alat penangkar hujan
- AWS
- Sangkar cuaca
- Anemometer
- Alat tulis
- Buku ganbar
3.3.
Prosedur Praktikum
- Memperhatikan alat-alat pengukur cuaca
- Mencatat cara kerja dari masing-masing alat ukur cuaca
- Mengambil gambar masing-masing alat pengukur cuaca
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.
Pembahasan
- Sangkar Cuaca
Didalam
sangkar Meteorologi dipasang alat-alat seperti Thermometer bola kering,
Thermometer bola basah, Thermometer maximum, Thermometer minimum, dan
Evaporimeter jenis piche. pada stasiun meteorologi pertanian dan klimatologi
dipasang Evaporometer jenis Keshner tersendiri.
- Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
- Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
- Thermometer Maximum: Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
- Thermometer Minimum: Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).
Pemasangan
alat-alat meteorologi didalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari
tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain
itu, alat-alat yang terdapat didalamnya terlindung dari radiasi matahari
langsung, hujan dan debu.
Sangkar
Meteorologi dibuat dari kayu yang baik ( jati/ Ulin) sehingga tahan terhadap
perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas
matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian 120 cm
diatas tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali
(sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar
harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak atau
bergoyang jika angin kencang. selain itu agar angkar tidak mudah di makan
rayap.
Sangkar
mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang/kisi.
Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban
udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban
udara diluar.
Sangkar
dipasang dengan pintu membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga alat-alat yang
terdapat didalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun.
jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka
untuk observasi atau sebaliknya.
- AWS
AWS
merupakan singkatan dari Automatic Weather Station atau alat pengukur cuaca
otomatis. Sesuai dengan namanya AWS akan mengukur cuaca secara otomatis. AWS
dapat mengukur curah hujan, laju angin, dan lain sebagainya. AWS dapat
mempermudah manusia dalam pengamatan terhadap cuaca. Akan tetapi harganya yang
masih relatif mahal membuat kalangan tertentu manjadi sulit untuk
memperolehnya. Oleh karena itu stasiun cuaca
otomatis yang murah, akurat dan mudah dioperasikan menjadi pilihan
dimasa-masa sekarang ini.
Dengan kemajuan
teknologi di bidang mikroprosesor, memungkinkan manusia untuk melakukan sesuatu
yang rumit dan kompleks. Mikrokontroler sebagai aplikasi mikroprosesor dalam
sistem kendali, pun mengalami perkembangan yang pesat. Mikrokontroler
kini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan.
Keberadaan
mikrokontroler telah mendukung perkembangan
peralatan di bidang instrumentasi yang juga didorong dengan
munculnya piranti sensor digital yang akurat dan mudah digunakan. Kemajuan
teknologi di bidang komunikasi wireless juga telah memberikan banyak kemudahan
dalam sistem penginderaan jauh (remote sensing). Ukurannya yang kecil dan
cakupan areanya yang luas menjadikan pilihan yang tepat untuk
membangun berbagai macam aplikasi di bidang telemetri.
Maka untuk
memenuhi kebutuhan akan sistim pengukuran elemen iklim dan cuaca
yang otomatis, murah dan akurat serta dari pertimbangan kemampuan
mikrokontroler seperti yang telah diuraikan diatas, dalam penelitian ini
penulis ingin mengimplementasikan sebuah stasiun cuaca
otomatis yang dikendalikan oleh mikrokontroler
AVR ATmega16, datanya ditransmisikan menuju pusat pengamatan dengan
sistem nirkabel dan komputer sebagai media penampil dan perekam informasi
cuaca.
- Anemometer
Angin
merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan
udara di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di
atmosfer ini maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik
partikel kering (debu, asap, dsb) maupun partikel basah seperti uap air.
Pengukuran angin permukaan merupakan pengukuran arah dan kecepatan angin yang
terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10 meter.
Pergerakan
udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer,
yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup –propeller
sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk
arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan,Anemometer dipasang
dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki
jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau
sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah
labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah
utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200.
Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting
terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan
terhadap sambaran petir.
- Alat Penangkar Hujan Jenis Hellman
Penakar
hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika
hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung
tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat
(naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya
selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang
ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga
per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada
pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air
dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki
pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus
vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan
menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
- Panci Evaporasi
Penguapan
ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada
setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara,
kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan
udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan
evapotranspirasi.
Evaporimeter
panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci,
makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan
menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
- Panci Bundar Besar
- Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.
- Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
- Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum
- Cup Counter Anemometer
- Pondasi/ Alas
- Penakar hujan biasa
BAB V
KESIMPULANS
Dari
praktikum kali ini didapat kesimpulan sebagai berikut:
Kita merasakan
apakah udara itu panas atau dingin, angin itu bertiup atau tidak, hujan atau
tidak dan sebagainya. Kita melihat apakah langit berawan atau cerah, hujan
turun daun-daunan ditiup angin. Semua komponen-komponen cuaca tersebut adalah
dirasakan dan diketahui sejak dahulu kala, akan tetapi apa yang dirasakan dan
dilihat oleh masing-masing orang sangatlah berlainan.
Seseorang
merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi orang
lain hanya merasakan panas biasa saja. Jadi apa yang dirasakan dan dilihat oleh
indera adalah sangat subjektif. Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian
digunakan alat-alat pengamatan (instrumen).
Alat-alat
yang digunakan untuk mengamati perubahan cuaca atau alat pengukur cuaca yang
digunakan antara lain: AWS, Panci evaporasi, anemometer, sangkar cuaca, dan
penangkar hujan. Alat-alat ini memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda
sesuai dengan kriteria dari masing-masing alat.
DAFTAR ISI
Kata Pengatar. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Lembar pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
Daftar Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.3
I.
PENDAHULUAN
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .4
A.
Latar
Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 4
B.
Tujuan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . 4
II.
TINJAUAN
PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 5
A.
Klasifikasi
Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .5
B.
Debit
Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . 5
III.
METODOLOGI
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .6
A.
Waktu
Dan Tempat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 6
B.
Alat
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . 6
C.
Bahan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .6
D.
Prosedur
Praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .6
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .7
A.
Hasil
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .7
B.
Pembahasan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .7
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
A.
Kesimpulan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .8
B.
Saran
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .8