BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi ikan komet (Carassius auratus)
Ikan komet
termasuk dalam famili Cyprinidae dalam genus Carassius. Ikan komet merupakan
salah satu jenis dari Cypridae yang banyak dikenal dikalangan masyarakat karena
memiliki warna yang indah dan eksotis serta bentuk yang menarik. Kedudukan ikan
komet di dalam sistematika (Lingga dan Susanto, 2003) adalah sebagai berikut :
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Sub kelas :
Teleostei
Ordo
: Ostariphisysoidei
Sub ordo :
Cyprinoidea
Famili
: Cyprinidae
Genus
: Carassius
Spesies
: Carassius auratus
2.2 Biologi
ikan komet (Carassius auratus)
2.2.1. Morfologi ikan komet (Carassius auratus)
Morfologi
ikan komet tidak jauh beda dengan morfologi ikan mas. Karakteristik ikan komet
masih dapat dibedakan dari karakteristik ikan mas secara umum, meskipun jika
didekatkan keduanya akan sangat mirip, oleh sebab itu diluar negeri ikan komet
dijuluki sebagai ikan mas (goldfish). Ikan komet sangat aktif berenang baik di
dalam kolam maupun di dalam akuarium, tidak dapat bertahan dalam ruang yang
sempit dan terbatas, serta membutuhkan filtrasi yang kuat dan pergantian air
yang rutin. Ikan komet banyak ditemui dengan warna putih, merah dan hitam,
dapat tumbuh dan hidup hingga berumur 7 hingga 12 tahun dan panjang dapat
mencapai 30 cm (Partical Fish Keeping, 2006).
2.2.2. Taksonomi ikan komet (Carassius auratus)
Bentuk tubuh
ikan mas komet memanjang dan memipih, tegak (compressed) dengan mulut
terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).
Bagian ujung mulut ini memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang tersusun dari tiga
baris. Sisik ikan mas komet berukuran relatif kecil dan bergerigi dimana
seluruh bagian siripnya berbentuk rumbai-rumbai atau panjang. Gurat sisi (linnea
lateralaris) pada ikan komet tergolong lengkap, berada dipertengahan tubuh
dengan posisi melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal
ekor. Ciri dari ikan jantan adalah sirip dada relatif panjang dengan jari-jari
luar tebal, lapisan sirip dada kasar, kepala tidak melebar dan tubuh lebih
tipis, langsing atau ramping dibandingkan betina pada umur yang sama. Sedangkan
ciri ikan betina yakni sirip dada relatif pendek, lunak, lemah dengan jari-jari
luar tipis, lapisan dalam sirip dada licin, kepala relatif kecil, bentuknya
agak meruncing dan tubuh lebih tebal atau gemuk dibandingkan jantan pada umur
yang sama (Anonim, 2011).
2.2.3 Habitat Hidup
ikan komet (Carassius auratus)
Ikan komet
untuk hidupnya memerlukan tempat hidup yang luas baik dalam akuarium maupun
kolam dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang bersih. Untuk menjaga
kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 25% air akuarium atau kolam
tiap minggunya. Untuk bagian substrat dasar akuarium atau kolam dapat diberi
pasir atau kerikil, ini dapat membantu ikan komet dalam mencari makan karena
ikan komet akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton. Ikan komet dapat
hidup dalam kisaran suhu yang luas, meskipun termasuk ikan yang hidup dengan
suhu rendah (15-210 C) tetapi ikan komet juga membutuhkan suhu yang tinggi
sekitar 27-300 C hal ini diperlukan saat ikan komet akan memijah. Untuk
memperoleh suhu inilah maka ketinggian air didalam tempat pemijahan diharapkan
hingga 15-20 cm (Partical Fish Keeping, 2006).
2.2.4. Reproduksi ikan komet (Carassius auratus)
Proses
reproduksi pada sebagian besar ikan hias, pada umumnya berlangsung melalui
pembuahan telur yang terjadi di luar tubuh ikan. Dalam hal ini, ikan jantan dan
betina akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan mengeluarkan
telur. Selanjutnya si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma
dan telur ini bercampur di dalam air. Cara reproduksi demikian dikenal sebagai
oviparus, yaitu telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh induk ikan
(Goernaso, 2005).
2.2.5. Siklus Hidup ikan komet (Carassius auratus)\
Siklus hidup
ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada
awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang
tergenang air.
Secara
alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang
memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman
air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya
akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan
ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur
ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat,
berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran
telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3
hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar
sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis
dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal.
Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva
berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas
memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami
kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari
bobotnya.
Setelah 2-3 minggu,
kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram.
Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap
untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan
tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang
bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk.
Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram.
Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15
bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar
perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan (Anonim, 2011