Jumat, 06 Februari 2015

Uji Coba Budidaya Cacing Sutra Yang Efesien

Uji Coba Budidaya Cacing Sutra

Kali ini bani akan berbagi cara mendulang rupiah dari budidaya cacing sutera yg merupakan salah satu peluang usaha modal kecil bisa menghasilkan untung berlimpah. Perlu diketahui akhir akhir ini permintaan pasar cacing sutera sangat tinggi, apa lagi bila musim penghujan harga cacing sutera bisa naik dua kali lipat, dikarenakan banjir hingga ketersediaan cacing di got saluran air menghilang. Padahal cacing sutera amat dibutuhkan oleh para pembudidaya ikan.



Gambar : Cacing Sutra
sumber : Data Pribadi

Di Indonesia cacing sutra dikenal dengan nama cacing rambut yang merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm. Dewasa ini budidaya ikan semakin berkembang, kebutuhan akan pakan menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian serius dari akuakulturis yang bergerak di bidang ini. Salah satu pakan yang menjadi kebutuhan bagi kegiatan budidaya adalah pakan alami dan yang paling banyak digunakan maupun diperjual belikan adalah cacing rambut atau cacing sutera.

KLASIFIKASI CACING SUTRA / CACING RAMBUT
Berikut dari klasifikasi cacing sutra :
  1. Filum : Annelida
  2. Kelas : Oligochaeta
  3. Ordo : Haplotaxida
  4. Famili : Tubifisidae
  5. Genus : Tubifex
  6. Spesies : Tubifex sp.

SYARAT HIDUP CACING SUTRA

Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm. Sama seperti hewan air lainnya, air memegang fungsi penting untuk kelangsungan hidup cacing ini. Berikut ini merupakan parameter kualitas air agar cacing sutra / cacing rambut tumbuh optimal :
  • pH : 5. 5 – 8. 0
  • Suhu : 25 – 28 c
  • DO( oksigen terlarut ) : 2, 5 – 7, 0 ppm
  • Sebaiknya terdapat air mengalir dengan debit yang tidak terlalu besar.
Cacing sutra tergolong hewan hermaprodit yang berkembang biak melalui telur dengan pembuahan secara eksternal. telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah jadi dua sebelum saat menetas.
Gambar : Media Cacing Sutra
Sumber : Data Pribadi


TEKNIK BUDIDAYA CACING SUTRA

1. Persiapan Bibit Cacing Sutra
Bibit bisa dibeli dari kios ikan hias atau diambil dari alam dengan catatan sebaiknya bibit cacing di karantina terlebih dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen. Cacing dikarantina 2-3 hari dengan dialiri air bersih dengan debit yang kecil dan memiliki kandungan oksigen yang cukup.

2. Persiapan Media Tumbuh Cacing Sutra
Media tumbuh dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 2 x 2 meter dengan sirkulasi air saluran pemasukan dan pengeluaran air.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2 untuk sumber makanan cacing. Cacing sutra sangat menyukai bahan organik sebagai bahan makanannya.

Cara pembuatan pupuk :
  1. Siapkan kotoran unggas, jemur 4-6 jam agar kering dan gas berbahaya dapat menguap.
  2. Siapkan bakteri EM4 atau fermentor lainnya untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Fermentor banyak terdapat di toko pertanian, perikanan, dan peternakan.
  3. Aktifkan bakterinya dengan cara menambahkan ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300 ml air terus diamkan kurang lebih 2 jam.
  4. Campur cairan itu ke 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga rata.
  5. Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari agar kotoran ayam dapat terfermentasi dengan benar.
Fermentasi
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
Penebaran Bibit
Bibit ditebarkan secara merata. Diusahakan selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter/detik (arus lamban)

Pemeliharaan Cacing Sutra
  • Lahan uji coba berupa kolam permanen berukuran 2 x 2 m dengan kedalaman 8 cm.
  • Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan  lumpur (gunakan lumpur bebas limbah kimia).
  • Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari.
  • Pompa celup (Pipa Pengeluaran/Outlet) dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 1/2  inci dengan panjangsekitar 1.5 m.
  • Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
  • Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 6 cm.
  • Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
  • Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
  • Masukkan kotoran unggas kering sebanyak 20 kg, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
  • Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 8 cm.
  • Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
  • Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
  • Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar.
  • Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budidaya ke seluruh permukaan kolam secara merata.
  • Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 1/2 inci.

Pakan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga membutuhkan makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
Panen Cacing Sutera
Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap minggu sekali. Cara pemanenan cacing sutera dengan menggunakan serokhalus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 50 – 80 gram/m2 per minggu. Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar