Uji Coba Budidaya Cacing Sutra
Gambar : Cacing Sutra
sumber : Data Pribadi
sumber : Data Pribadi
Di Indonesia cacing sutra dikenal dengan
nama cacing rambut yang merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna
kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm. Dewasa ini budidaya ikan semakin
berkembang, kebutuhan akan pakan menjadi salah satu masalah yang menjadi
perhatian serius dari akuakulturis yang bergerak di bidang ini. Salah satu
pakan yang menjadi kebutuhan bagi kegiatan budidaya adalah pakan alami dan yang
paling banyak digunakan maupun diperjual belikan adalah cacing rambut
atau cacing sutera.
KLASIFIKASI CACING SUTRA / CACING RAMBUT
Berikut dari klasifikasi cacing sutra :
- Filum :
Annelida
- Kelas :
Oligochaeta
- Ordo :
Haplotaxida
- Famili
: Tubifisidae
- Genus :
Tubifex
- Spesies
: Tubifex sp.
SYARAT HIDUP CACING SUTRA
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm. Sama seperti hewan air lainnya, air memegang fungsi penting untuk kelangsungan hidup cacing ini. Berikut ini merupakan parameter kualitas air agar cacing sutra / cacing rambut tumbuh optimal :
- pH : 5.
5 – 8. 0
- Suhu :
25 – 28 c
- DO(
oksigen terlarut ) : 2, 5 – 7, 0 ppm
- Sebaiknya terdapat air mengalir dengan debit yang tidak terlalu besar.
Cacing sutra tergolong hewan hermaprodit yang berkembang biak melalui telur
dengan pembuahan secara eksternal. telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah
jadi dua sebelum saat menetas.
Gambar : Media Cacing Sutra
Sumber : Data Pribadi
TEKNIK BUDIDAYA CACING SUTRA
1. Persiapan Bibit Cacing Sutra
Bibit bisa dibeli dari kios ikan hias atau diambil dari alam dengan catatan sebaiknya bibit cacing di karantina terlebih dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen. Cacing dikarantina 2-3 hari dengan dialiri air bersih dengan debit yang kecil dan memiliki kandungan oksigen yang cukup.
2. Persiapan Media Tumbuh Cacing Sutra
Media tumbuh dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 2 x 2 meter dengan sirkulasi air saluran pemasukan dan pengeluaran air.
3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau
ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/
M2 untuk sumber makanan cacing. Cacing sutra sangat menyukai bahan organik
sebagai bahan makanannya.
Cara pembuatan pupuk :
- Siapkan
kotoran unggas, jemur 4-6 jam agar kering dan gas berbahaya dapat menguap.
- Siapkan
bakteri EM4 atau fermentor lainnya untuk fermentasi kotoran ayam tersebut.
Fermentor banyak terdapat di toko pertanian, perikanan, dan peternakan.
- Aktifkan
bakterinya dengan cara menambahkan ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 +
dalam 300 ml air terus diamkan kurang lebih 2 jam.
- Campur
cairan itu ke 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga
rata.
- Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari agar kotoran ayam dapat terfermentasi dengan benar.
Fermentasi
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
Penebaran Bibit
Bibit ditebarkan secara merata. Diusahakan selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter/detik (arus lamban)
Pemeliharaan Cacing Sutra
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
Penebaran Bibit
Bibit ditebarkan secara merata. Diusahakan selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter/detik (arus lamban)
Pemeliharaan Cacing Sutra
- Lahan
uji coba berupa kolam permanen berukuran 2 x 2 m dengan kedalaman 8 cm.
- Dasar
kolam uji coba ini hanya diisi dengan lumpur (gunakan lumpur bebas limbah
kimia).
- Apabila
matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari.
- Pompa
celup (Pipa Pengeluaran/Outlet) dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi
dengan baik. Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon
berdiameter 1/2 inci
dengan panjangsekitar 1.5 m.
- Usai
pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari
bebatuan dan benda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi dasar kolam
relatif datar atau tidak bergelombang.
- Dasar
kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang
dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur
mencapai 6 cm.
- Tanah
dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat
rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
- Untuk
memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan
lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air
akan terlihat sama di semua bagian.
- Masukkan
kotoran unggas kering sebanyak 20 kg, kemudian sebar secara merata dan
selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
- Setelah
dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 8 cm.
- Pasang
atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
- Kolam
yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas
yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak
beraroma busuk lagi.
- Tebarkan
0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di
dalam baskom agar gumpalannya buyar.
- Cacing
sutra yang
sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budidaya ke seluruh permukaan
kolam secara merata.
- Seterusnya
atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 1/2 inci.
Pakan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut
juga membutuhkan makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan
lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan
cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai
mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi
kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
Panen Cacing Sutera
Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu
dan berturut-turut bisa dipanen setiap minggu sekali. Cara pemanenan
cacing sutera dengan menggunakan serokhalus/lembut. Cacing
sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya
dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media
budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup
hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam
jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan
cara ini didapat cacing sutera sebanyak 50 – 80 gram/m2 per minggu. Untuk
mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu
dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar